"Gambar itu Haram?" (Review Komik)
Review Komik “Gambar Itu Haram?” karya Bangdzia
Oke.
Sebelum review komiknya, gue mau lurusin aja. Review ini tidak menjurus SARA,
ini murni review komik dan cerita pengalaman pribadi. Komik ini basisnya islam,
tapi untuk teman-teman non muslim yang ingin tahu, boleh banget buat baca biar
jadi tahu dan makin banyak ilmunya.
Ingat
ya, artikelnya bahas komik dan curhat J
Judul: Gambar itu Haram?
Penulis: Bangdzia (Instagram: @bangdzia)
Rilis: 2017
Penerbit: Salsabila, PT Al-Kautsar Grup
Pertama-tama,
sebelum mulai review gue mau curhat dulu nih. Jadi, hobi gue itu gambar dan
coret-coret. Dari yang gambar benda mati sampe hidup (tapi kebanyakan asal gambar
aja). Gambar gue juga kebanyak nano-nano alias masih campur - campur, kadang
gambar anime, kartun sampe kadang realis (makhluk bernyawa). Sampai suatu
ketika, gue baca statement kalo
gambar itu haram. Apalagi gambar yang menyerupai makhluk hidup (re: manusia/bernyawa).
Yang gambar kayak makhluk bernyawa bakal disiksa di neraka, disuruh bertanggung
jawab dengan cara menghidupkan gambar itu. Kalo gabisa bikin gambar itu hidup,
kita kena siksa juga.
Setelah
baca kayak gitu langsuk nyesek, jleb dan galau banget. Kenawhy?! Ini seriusan?!
Karena statement yang gue baca itu ga
diikutin hadist atau hukum islam yang jelas, gue masih belum percaya. Singkatnya
gue nyari-nyari hadist atau sejenisnya yang berhubungan sama haram menggambar. And I can’t find it! Bukan susah nyari,
tapi emang kepastiaannya belum bisa dibenerin. Karena kebanyakkan masih berupa
simpang siur alias bikin statement sendiri. Btw, gara-gara galau itu, gue
hiatus sampe berbulan-bulan. Tapi setelah hukum itu belum terbukti
kebenarannya, gue lanjut gambar ajalah (yeayyy!).
Nah
waktu itu lagi iseng scrolling timeline Facebook (biasalah mencari pencerahan
biar idup ga suram), ada yang share post-nya Bang Dzia kalo lagi open PO komik
“Gambar itu Haram?”. Tanpa ba-bi-bu, langsung order (ehehe). Dan, setelah sabar
menunggu, komiknya datanggg!
Gambar: cover/sampul komik |
Kita
mulai review ya. Pertama, cover dari komiknya menurutku lumayan bagus. Soalnya,
covernya menggambarkan singkatan dari isi komiknya. Yaitu sejarah seni
(menggambar) dari zaman sebelum Nabi Muhammad SAW sampai era dimana seni bisa
jadi ga haram. Kok bisa ga haram? Keep read it yah ehehe
Kedua,
seperti pada komik umumnya, komiknya hitam-putih. Style gambarnya ga kayak
anime, tapi pake style sendiri. Dan masih standard komik manga kok. I like it
so much J Karena komiknya bukan fiksi
ala-ala romance, jadi isinya ga melulu gambar bercerita. Ada beberapa halaman
teks penjelasan per part. I mean kayak Catatan tambahan gitu. Sangat membantu
sekali! Jadi, komik ini bisa kasih bukti pernyataan – pernyataan di dalamnya
dari buku apa, dari tokoh siapa, dll.
Ketiga,
buku komik ini ga cuman bahas pendapat satu seorang aja loh. Di komik ini, bang
dzia juga nyeritain gimana dia tanya-tanya ke ulama-ulama, terus juga jelasin
sejarah seni gambar atau patung zaman dulu, jelasin seni gambar yang bisa
menjadi ga haram. Ya tapi mungkin karena yang dibahas rumit dan detail, gue harus baca komik ini 2 kali baru paham. But, It’s really make me amazed T.T
Sekali
lagi, aku ga bakal kasih spoiler isi dari komiknya. Ntar, malah ga penasaran,
biar kalian beli sendiri ehehe. Di komik ini, Bang Dzia membahas detail dari
menggambar. Ternyata menggambar salah satu bagian dari ilmu Tashwir. Ya,
Tashwir itu bagiannya banyak banget. Tashwir secara bahasa artinya gambaran,
bentuk, sifat, atribut, atau ada yang menerjemahkan sebagai patung. Jadi
menggambar itu cuman bagian kecil dari Tashwir.
Nah,
di komik ini ngasih tau kalo menggambar itu bukan masalah boleh atau tidak
(haram atau tidak) tetapi bagaimana kita menyelaraskan aktivitas menggambar
dengan sesuai aturan Islam dan menjadikannya bagian dari kehidupan kita. Di
zaman wali songo, ada yang bikin seni wayang kulit buat berdakwah. Ya, Sunan
Kalijaga. Beliau membuat wayang kulit yang bentuknya jauh dari makhluk bernyawa
(manusia) asli. Sampai sekarang wayang kulit pun masih ada, digunakan untuk
seni pertunjukkan dan peninggalan sejarah jawa.
Gambar: salah satu isi komik |
Dan
pikir deh, kita kan udah hidup di zaman modern dengan teknologi sudah maju,
bukan hidup di zaman jahiliyah dimana – mana masih banyak orang yang memuja
patung berhala. Itu yang bikin haram! Kalo kita menyembah gambar kita sampai
lupa beribadah sama Allah SWT, sama aja aktivitas menggambar itu haram. Dan,
akhirnya kembali ke NIAT. Apa sih niat kita gambar? Buat seneng – seneng? Buat nambah
follower? Atau biar terkenal?
Kalau
selama kita buat gambar itu dengan NIAT yang baik, akan ada imbalannya. Yaitu
kebaikan dan ridha Allah SWT dari gambar yang kita buat. Kenapa? Karena gambar
kita yang lihat banyak orang. Kalau kita buat gambar yang bisa menginspirasi dan
ada pesan – pesan di dalamnya kan orang yang lihat ikut senang J
Jadi,
semenjak baca buku ini selain wawasan tentang gambar bertambah, gue juga makin
mantap buat nentuin pilihan buat lanjut gambar atau ga. Ya, walaupun ada
batasan – batasannya dalam menggambar, tapi setidaknya ga berhenti berkarya dan
terus berlatih menjadi makin baik.
Buat
kalian kalau masih bingung, gelisah, galau banget, buku ini cocok buat dibaca.
Bukan buat mengubah cita – cita di bidang seni tapi, biar kita makin yakin sama
tujuan kita. Yang mau order bukunya bisa ke @bangdzia (Instagram) nanti ada
nomer HP nya, bisa chat via WhatsApp. Beliau juga bikin komik – komik Islam
lain. Sukses terus, bangdzia. Terima kasih udah ijinin review J
Rate
keseluruhan: 9.5/10
Komentar
Posting Komentar